Waktu tetap saja mengemasi kenangan
Betapa lekas mentari menggantikan sunyi
Meninggalkan kenangan indah berserakan
Pada dinding-dinding tua menjejak musim
Sementara aku terdiam merenungi diri
Bergumam dalam sepi
Membiarkan rindu mengunyah mimpi
Mencecap perih yang mengiris hati
Harapan itu kandas
Tercabik tak berbekas
Kupunguti guguran kebahagiaan
Kulipat semua kenangan
Meratap aku dari balik jendela
Melihatmu menyungging senyum tanpa dosa
Sayup kudengar dada berdentang
Entah nadi dan jantung siapa menggelegar
Mengalir deras memecah kepenatan
Membasuh luka menganga
Benarkah kau ingin kumaafkan?
Aku masih di sini mengunyah sisa mimpi semalam
(Triznie Kurniawan)