IKHTIAR BERENDING SYUKUR
Oleh: Suwarni Sulaiman
Teringat kata-kata mendiang ibunda tercinta ketika itu. Jika sudah selesai memandikan mu, lalu memakaikan baju kemudian ibunda duduk di kursi sambil menyusuimu dan membelai2 rambutmu sambil berkata “Horono Lela tua he Ama” (ngumpetnya lama sekali).
Begitu lama keluarga menunggu kehadiranmu. Masuk dan keluar rumah sakit berikhtiar untuk mendapatkan dan menambah keturunan tak kunjung berhasil. Namun Allah SWT mempunyai cara lain untuk itu. Dialah yang menggerakkan hati manusia untuk menolong keluarga kami karena melihat saya sudah gadis/remaja tapi tak memiliki adik.
Penunjuk jalan itulah datang dari seseorang kakanda yang baik hati yang kebetulan bertugas di kampung kami. Kemudian mengajak kami sekeluarga ke kampungnya itu dan mengobati ibunda. Karena menurut ceritanya banyak yang sudah berhasil membantu orang yang sulit mendapatkan keturunan. Sehingga keluargapun menyetujui dan berikhtiar lewat jalan itu. Dengan kuantitas pertemuan dan silaturrahim kami yang cukup sering sehingga kami sudah seperti keluarga sendiri walaupun berjauhan tapi ikatan emosional tetap terjaga hingga kini.
Ikhtiar keluarga kami tak pernah surut. Setiap Minggu atau kadang dua Minggu sekali kami berjalan naik turun gunung karena transportasi darat jarang ada karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan. Perjuangan itu kurang lebih 3 bulan waktu yang sangat singkat. Dan rupanya Allah SWT melihat perjuangan keluarga kami dan mendengar doa-doa kami.
Waktu terus berlalu hingga 19 tahun masa usia saya waktu itu yang masih sekolah pada jenjang SMA tepatnya di MA DDI Waiwerang kelas 11 tepat pada tanggal 16 Juli 1995 engkau hadir di dunia.
Kemudian hanya ada nama yang saya siapkan waktu itu. Lalu saya memberi nama Syukrillah dan nama ayahanda yang di nisbahkan pada nama itu sehingga menjadi nama SYUKRILLAH SULAIMAN. Harapannya semoga menjadikan engkau pandai bersyukur atas segala nikmat Allah terlebih nikmat hadirmu di dunia.
Dari kecil hingga tamat SD bersama orang tua di kampung halaman. Lalu melanjutkan jenjang SMP di Kupang bersama kami hingga SMA. Banyak suka duka telah kita lalui bersama selama menempuh pendidikan. Dan itu cukup menjadi cerita kita di kala rindu melanda untuk mengingat masa-masa studimu dulu yang membuat wajah selalu tertawa dan kadang mengernyitkan dahi bahkan kadang ada airmata yang mengiringi. Namun saya yakin rencana Allah SWT pasti indah pada saatnya nanti.
Kini engkau sudah semakin dewasa. Semoga sukses selalu dalam studimu hingga akhir. Dan bisa membuat Ayahanda dan kami semua keluarga bangga padamu.
Selamat ulang tahun adikku satu-satunya. Semoga Rahmat Allah selalu tercurah padamu dan selalu melindungi mu dari segala marabahaya. Panjang umur, sehat terus dan sukses selalu meraih cita-citamu. Barakallahu Fii umrik wa hayaatik ❤️❤️🥰😍