Maryati Arifudin, 9 Oktober 2020
Untaian satu kalimat mulia dari Sang Kholik tuk ku sampaikan walau satu ayat. Agar hidupku selalu ingat, satu ayat menjadi penyemangat tuk berbuat kata sepakat.
Walau terasa berat, itulah penyemangat tuk berbuat dari ayat per ayat. Untaian maknanya akan ku tebar perkalimat mudah-mudahan memikat buat sahabat dan kerabat.
Di dalam tubuh manusia ada anggota tubuh yang bernama hati. Hati itulah raja yang akan menentukan selamat dan tidaknya manusia di dunia dan di akhirat. Hati sebagai pusat penggerak yang akan mengarahkan seluruh panca indra beraktivitas.
Semua aktivitas tergantung dari perintah sang rajanya badan. Seperti telinga, tangan, dan kaki mau diarahkan kemana? Belok kiri atau kanan, atau jalan terus lurus ke depan, itu semua tergantung dari perintah sang hati.
Dialah raja kehidupan. Raja inilah yang akan menentukan kehidupan manusia di alam semesta ini. Jika Sang Raja senang, sehat, dan gembira maka anak buahnyapun akan merasakan hal yang sama. Karena itu, jika ingin kehidupan baik maka perhatikan kebutuhan Sang Rajanya. Pastikan semua kebutuhan terpenuhi, so pasti ia akan sehat. Hingga kehidupan dapat dijalani dengan penuh indah.
Jika nutrisi hati terpenuhi maka maka hati akan dapat melihat dengan jelas. Hati akan bercahaya serta suasana hati teduh dan sejuk. Pada saat suasana seperti itulah, hati menjadi hidup dan memberi kehidupan yang menyenangkan di dunia dan akhirat.
Tahukah kamu apa sesungguhnya nutrisi hati itu? Nutrisinya hanya ada pada satu kata yaitu dzikir. Sebagaimana firman Alloh berikut ini :(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. QS Ar Ra’du ayat 28
Hati yang lapar akan menjadikan hati yang buta, mati, panas, dan gersang bagaikan tubuh tanpa ruh alias mayat berjalan. Bagaimana mungkin kebaikan lahir dari orang seperti ini. Mata hatinya tak mampu melihat kebenaran. Telinga tak mampu mendengar mutiara hikmah. Mulut tak mampu berkata benar dan tangan tak mampu memberi. Apalagi kaki tak mampu melangkah di medan perjuangan menegakkan kebenaran.
Hati yang tidak terpenuhi nutrisinya akan menjadi panas, gersang, lalu mati. Nutrisi hati berkurang atau bahkan habis, maka akan melahirkan kemaksiatan yang bertubi-tubi. Mereka akan melakukan tindakan kejahatan meskipun terhadap saudaranya sendiri. Bahkan darah dagingnya pun jadi sasarannya. Dia tidak segan menipu, merampok dan merampas. Hal itulah yang terjadi pada dipentas kehidupan jaman sekarang.
Sungguh Al Quran mulia menjadi peringatan agar hidup mulia dan martabat. Hidup jauh dari jalan tersesat pasti akan memikat. Hal itulah terasa berat, karena saat menjalani pasti perlu semangat tuk taubat menuju taat. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? Surat Al Balad ayat 12.
Surat Al Balaq ayat 13-17 telah menjelaskan beberapa ciri seseorang yang beriman. Yaitu melepaskan perbudakan (hamba sahaya). Memberi makan pada hari terjadi kelaparan dan anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
Jalan yg mendaki dan sukar itu adalah jalan menuju terpenuhinya nutrisi hati. Dengan mengikuti jalan yang lurus ini maka hati terasakan tentram. Karena, pengamalan saling berpesan tuk berkasih sayang merupakan bagian dari dzikir amali.
Ajaran mulia itu memerintahkan tuk kembali pada Tuhannya. Yaitu selalu menjaga iman dan amal berjalan berbarengan. Iman tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah. Sedangkan, amal tanpa iman menjadikan amalan sebagai fatamorga.
Hubungan mukmin dengan mukmin yang lain adalah satu jiwa. Hubungan mereka penuh kasih sayang yang terikat dan terbingkai dalam ikatan iman. Kekuatan iman ini, adalah pemersatu senasib sepenanggungan. Ikatan iman yang manis akan tergambar dalam perilaku kehidupan. Harapan persaudaraan terbaik itu adalah impian tuk mewujudkan.
Maka barangsiapa memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa (Surat Al-Lail, Ayat 5). Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan kebahagiaan. (Surat Al-Lail, Ayat 7).
Mereka semua mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya. Sehingga apa yang mereka usahakan, hasil yang diperolehnya segera disucikan. Sucikanlah pikiran, perkataan, dan perbuatan agar kelak berjumpa Robmu dengan hati yang berseri.
Sungguh! Semua usahanya sebagai upaya untuk membersihkan dirinya. Semata-mata mereka lakukan hanya mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi. Begitulah kerjanya sang hati yang selalu mensucikan diri hanya mengharap ridlo Sang Illahi Rabbi.